get app
inews
Aa Text
Read Next : Kecelakaan Maut Freed Tabrak 5 Motor di Purwokerto, 2 Orang Tewas 3 Luka-Luka

Kisah Tan Malaka dan Jenderal Soedirman Rapat di Purwokerto untuk Mendapatkan Kemerdekaan RI

Minggu, 15 Agustus 2021 - 09:42:00 WIB
Kisah Tan Malaka dan Jenderal Soedirman Rapat di Purwokerto untuk Mendapatkan Kemerdekaan RI
Gedung RRI Purwokerto menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan Kemerdekaan Republik Indonesia. (Foto: iNews.id).

Kala itu, dibandingkan tetangga-tetangganya, fasilitas di rumah Slamet bisa terbilang lengkap, karena sudah memiliki telepon dan garasi mobil. Bahkan penduduk setempat menganggap keluarga tersebut sebagai keluarga ningrat dan sering memanggil Slamet dan tiga anaknya dengan panggilan 'Den'. 

Karena aktif dalam gerakan kiri dan menentang Belanda, Slamet sempat menjalani Digul (diasingkan). Selama Slamet menjalani Digul, keluarga tersebut hidup sangat prihatin ketika penjajahan, apalagi saat Belanda sering mendatangi rumahnya. 

Istri Slamet, Martini, yang lahir di Purwokerto, 5 Oktober 1920 juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi, dia meninggal November 2007. Sedangkan Slamet meninggal 4 September 1966, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Nirwana, Purwokerto, sebagai perintis kemerdekaan.

Kongres di Purwokerto dikatakan memberikan sumbangan besar untuk menyuburkan ide perang rakyat semesta. Padahal konferensi itu awalnya direncanakan akan berlangsung di Malang, Jawa Timur, Desember 1945. 

Namun saat itu, laskar dan tentara meninggalkan Surabaya setelah pertempuran 10 November 1945. Karena banyak wakil yang berada di Jawa Barat dan Jakarta, konferensi akhirnya dimundurkan. Setelah Tan ke Cirebon menemui wakil-wakil organisasi dari berbagai daerah, akhirnya mereka sepakat bertemu di Purwokerto.

Setelah pertemuan pertama di Purwokerto tersebut, Persatuan kemudian dideklarasikan di Balai Agung, Solo, pada 15 Januari 1946. Kongres Solo disebut Kongres I Persatuan Perjuangan. Kongres ini dihadiri 141 organisasi, termasuk mengundang Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan anggota kabinet.

Namun, yang datang hanya Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo, Jaksa Agung Gatot Taroenamihardjo, dan Panglima Besar Soedirman. Sedangkan Sultan Yogya dan Susuhunan Solo hanya mengirimkan wakil mereka. Peserta menginap di Hotel Merdeka, Solo.

Usai bendera oposisi dikibarkan di Purwokerto, Tan ditangkap. Dia kemudian dipenjarakan di sejumlah tempat di antaranya Wirogunan Yogyakarta, Madiun, Ponorogo, Tawangmangu, dan Magelang.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut