Langka, Buah Wuni Asal Magelang yang Mirip Duwet Tersisa 6 Pohon

UNGARAN, iNews.id - Buah wuni atau buni asli dari kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) mulai langka di Indonesia. Bahkan, buah yang memiliki banyak khasiat ini diprediksi hanya tersisa sekitar enam pohon.
Pada Festival Buah V Jateng yang berlangsung di Alun-alun Bung Karno Ungaran, Kabupaten Semarang, 7-8 Maret 2020, masyarakat bisa melihat dan mencicipi buah wuni. Stand Champion Cabe Kabupaten Magelang pun memamerkan buah langka tersebut.
Di stand tersebut, buah wuni digunakan sebagai hiasan pada langit-langit. Buah kecil berwarna kemerahan dan ungu ini bisa dimakan. Bahkan dipercaya mencegah sejumlah penyakit.
Ketua Champion Cabe Kabupaten Magelang Sudarno mengatakan, sengaja menggunakan buah wuni sebagai dekorasi langit-langit stand, sekaligus napak tilas masa kecilnya. Menurutnya, buah wuni memiliki fungsi sebagai naungan, tempat berteduh dan memiliki khasiat untuk kesehatan. Seperti, mencegah asam lambung dan diabetes.
"Buahnya semakin jarang dijumpai di pasaran. Bahkan, buah langka dari Magelang ini diprediksi hanya tersisa sekitar enam pohon," ujar Sudarno dilansir situs resmi Pemprov Jateng, Senin (9/2/2020).
Dia menjelaskan, buah wuni mulai berbunga pada dua bulan awal musim penghujan. Buah itu baru bisa dipanen setelah tiga bulan berbunga dan akan habis dua bulan setelahnya. Rasa buah tersebut khas, asam dengan sedikit sepet, menyerupai rasa buah jamblang.
"Buah wuni lebih banyak dikonsumsi dengan sambal gula untuk rujak. Jika ingin rasanya tak terlalu sepet, makan setelah warnanya ungu gelap. Selain dikonsumsi langsung, Wuni juga bisa difermentasikan untuk dijadikan anggur," ucapnya.
Sudarno menilai adanya Festival Buah dapat meningkatkan semangat petani-petani sekaligus memperkenalkan buah langka, agar dapat dibudidayakan lagi.
Pengunjung Festival Buah asal Ungaran Siti Hajar tidak mengira benda di langit-langit stand merupakan buah langka yang bisa dinikmati dan berkhasiat. Wanita ini bahkan belum pernah mendengar nama buah wuni dan menjumpainya.
“Aku pikir ini tadi hiasan kok banyak banget. Di Ungaran belum pernah lihat. Bagus sih, beda dari yang lain. Menurutku unik sendiri. Kelihatan kayak buah yang ada di tanaman teh-tehan, tapi warnanya kayak buah duwet. Ini versi kecilnya, ada yang merah ada yang item," katanya.
Menurut Siti, ajang Festival Buah penting bagi masyarakat karena tak hanya mendorong anak-anak dan warga untuk makan buah dan sayur, tapi juga mengenalkan buah lokal yang sulit ditemukan. Tak hanya itu, masyarakat juga diajak untuk bisa menanamnya.
“Kita juga harus bisa melestarikan agar ini terjaga sampai anak cucu kita, khasiatnya buah seperti ini. Jadi nggak cuma makanan instan, harus rajin banget makan buah dan sayur karena sehat," ujarnya.
Editor: Nani Suherni