Mabes TNI Rakor Rentinkon di Semarang, Bahas Potensi Ancaman Bencana hingga Pemilu 2024
“Tentu memiliki potensi kerawanan yaitu terjadi konflik antarpendukung maupun ancaman terhadap penyelenggaraan, kemudian Indonesia salah satu negara yang rawan bencana karena pertemuan tiga lempeng dunia dan juga memiliki posisi pada ekuator/garis khatulistiwa yang berpotensi timbulnya bencana hidrometerologi basah maupun kering,” ujar Teguh.
“Demikian juga posisi kita berada di ring onfire/cincin api dunia, sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam. Oleh sebab itu TNI yang memiliki tugas pokok salah satunya melindungi segenap bangsa dari berbagai ancaman tentu harus menentukan langkah antisipatif , salah satunya menyusun rentinkon,” ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, ancaman yang muncul terkait illegal fishing di lautan Indonesia, kerawanan wilayah perbatasan, aktivitas dari ancaman separatis teroris, konflik komunal di wilayah Indonesia Sehingga rentinkon ini adalah wujud pertanggungjawaban TNI atas tugas pokoknya yang bersifat antisipatif terhadap kemungkinan ancaman.
“Rentinkon ini dilaksanakan sebagai sarana koordinasi. Masing-masing Kotamaops juga melibatkan komando operasi yang lain, misalnya di wilayah Papua, Kodam Cenderawasih, salah satunya pengamanan wilayah perbatasan akan melibatkan satuan-satuan lain misalnya Kotamaops di Kodam V atau IV atau dari Kostrad, sehingga saling berkoordinasi untuk pengerahan pasukan, termasuk pengerahan Kotamaops Angkatan Udara.
Dia mencontohkan, pengerahan pesawat untuk penanggulangan bencana alam, kemudian termasuk pengerahan TNI AL. “Sehingga rentinkon ini sangat penting mewujudkan kerja sama dan koordinasi dari masing-masing angkatan maupun Kotamaops TNI,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni