Mahasiswa UNS Ciptakan Sabun Kertas, Cocok untuk Adaptasi Era New Normal

SOLO, iNews.id – Lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan sabun kertas dari bahan alami. Sabun kertas diharapkan dapat menjadi media adaptasi era new normal.
Lima mahasiswa UNS yang menciptakan sabun kertas adalah Letisia Nur Safitriyani, Fitria Nur Hidayah, Inez Damayanti, Ulfa Nida Arfianti, serta Elvina Emalia. Mereka tergabung dalam tim program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PMK-K) Fakultas Pertanian (FP) UNS.
Letisia Nur Safitriyani selaku ketua tim mengatakan, konsep sabun kertas merupakan bentuk inovasi sebagai solusi atas permasalahan pandemi Covid-19. Sesuai program pemerintah yang mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan, mereka meyakini sabun kertas dapat menjadi media adaptasi era new normal.
“Sabun ini praktis dibawa kemana-mana jika dibandingkan dengan sabun padat dan cair,” tutur Letisia melalui siaran pers Humas UNS, Senin (20/9/2021).
Dengan kemudahan tersebut, masyarakat bisa mencuci tangan di mana saja tanpa harus repot membawa sabun padat atau cair. Tujuan itu selaras dengan imbauan pemerintah yang dikenal dengan pesan Ibu, yakni peringatan untuk selalu mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Dibimbing Dr Erlyna Wida Riptanti, tim PMK-K FP memberi nama PEP Soap pada produk inovasinya. PEP Soap merupakan singkatan dari practical education paper soap. PEP Soap dibuat dari bahan alami yang aman bagi kesehatan kulit. Bahan alami di antaranya mengkudu, jeruk purut, dan daun sirih.
Mengkudu mengandung alkaloid dan flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri. Sementara jeruk purut mengandung minyak atsiri yang dapat menghasilkan aroma wangi.
Minyak atsiri pada jeruk purut memiliki kandungan pinene dan sitronelal yang bermanfaat sebagai anti-bakteri. Sedangkan komponen sirih berfungsi sebagai antiseptik alami.
Tak hanya berbahan dasar alami, PEP Soap juga menjadi media edukasi seputar Covid-19. Mereka sengaja menyertakan QR Code di setiap kemasan PEP Soap. QR Code dapat dipindai sehingga menghubungkan pengguna dengan blog yang berisi informasi terkait Covid-19.
Tujuannya supaya pengguna PEP Soap bisa memperoleh infomasi yang valid dan terhindar dari hoax. PEP Soap telah dipasarkan sejak pertengahan tahun 2021, yakni pada bulan Juli. Pemasarannya dilakukan melalui dua cara, yakni online dan offline.
"Harapannya melalui inovasi sabun kertas yang kami buat, dapat menjadi salah satu alternatif praktis dalam menjalani kehidupan new normal di tengah situasi pandemi untuk tetap taat protokol kesehatan,” katanya.
Pihaknya juga berharap bisa ikut serta mengedukasi masyarakat tentang informasi seputar Covid-19 dengan data yang valid.
Editor: Ary Wahyu Wibowo