get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Nabi Musa Sakit Gigi hingga Mengadu ke Allah yang Penuh Hikmah

Memetik Hikmah Kisah Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir

Jumat, 21 Februari 2020 - 09:30:00 WIB
Memetik Hikmah Kisah Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir
Kisah hikmah perjalanan Nabi Musa dan Khidir as. (Foto: istimewa)

Al-Khidir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerang­kannya kepadamu. (Al-Kahfi: 70)

Kemudian keduanya berjalan di tepi pantai, dan keduanya menjumpai perahu. Maka keduanya meminta kepada para pemilik perahu itu agar mereka berdua diperbolehkan menaiki perahu itu.

Para pemilik perahu telah mengenal Khidir, maka mereka mengangkut keduanya tanpa bayar Ketika keduanya telah berada di dalam perahu, Musa merasa terkejut karena tiba-tiba Khidir memecahkan sebuah papan perahu itu dengan kapak.

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِفَتٰىهُ لَآ اَبْرَحُ حَتّٰٓى اَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ اَوْ اَمْضِيَ حُقُبًا

Maka Musa berkata kepadanya, "Mereka telah mengangkut kita tanpa bayar, lalu kamu dengan sengaja merusak perahu mereka dengan melubanginya agar para penumpang perahu ini tenggelam. Sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan yang diingkari."

Dia (Khidir) berkata, "Bukankah aku telah berkata, Sesungguh­nya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.”

Musa berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.” (Al-Kahfi: 72-73)

Rasulullah Saw melanjutkan sabdanya, bahwa pada yang pertama kali ini Musa lupa. Kemudian ada seekor burung pipit hinggap di sisi perahu itu, lalu minum air laut itu dengan paruhnya sekali atau dua kali patukan.

Maka Khidir berkata kepada Musa, "Tiadalah ilmuku dan ilmumu diban­dingkan dengan ilmu Allah, melainkan seperti kurangnya air laut ini oleh apa yang diminum oleh burung pipit ini." Keduanya turun dari perahu itu.

Ketika keduanya sedang berjalan di pantai, tiba-tiba Khidir melihat seorang anak yang sedang bermain-main dengan sejumlah anak-anak lainnya. Khidir dengan serta merta memegang kepala anak itu dan mencabut kepalanya dengan tangannya, hingga anak itu mati.

Musa berkata kepadanya: Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia mem­bunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan, sesua­tu yang mungkar."

Khidir berkata, "Bukankah sudah kukata­kan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" (Al-Kahfi: 74-75) Teguran kali ini lebih keras dari teguran yang pertama, karena pada fir­man selanjutnya disebutkan:

Musa berkata, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku."

Maka keduanya berjalan; hingga tatkala ke­duanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya menjumpai dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. (Al-Kahfi: 76-77) Maksudnya, dinding rumah itu miring.

Maka Khidir mengisyaratkan de­ngan tangannya: maka Khidir menegakkan dinding rumah itu. (Al-Kahfi: 77)

Musa berkata, "Mereka adalah suatu kaum yang kita kunjungi, tetapi mereka tidak mau memberi kami makan dan tidak mau pula menjadikan kami sebagai tamu mereka."

Khidir berkata, "Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu maksud perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut