get app
inews
Aa Text
Read Next : Cegah Bencana, BNPB Tanam 216.070 Pohon di 4 Daerah Pulau Jawa

Mengenal Tradisi Nginang, Berikut Sejarah dan Filosofinya

Jumat, 28 Juli 2023 - 15:50:00 WIB
Mengenal Tradisi Nginang, Berikut Sejarah dan Filosofinya
Pedagang daun siri untuk nginang di pelataran Masjid Agung Solo saat tradisi sekaten. Siri bagian dari tradisi nginang.(Foto Dok Antoni)

SEMARANG, iNews.id -  Tradisi Nginang sangat jarang dijumpai, bahkan hampir punah di Indonesia. Tradisi nginang ini sudah ada sejak zaman dahulu kala.

Tradisi nginang dilakukan dengan mengunyah bahan-bahan bersirih seperti pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, cengkih. Nginang dahulu biasa dilakukan oleh orang yang suka memakan kudapan. Kalau saat ini bisa diibaratkan seperti permen atau makanan ringan lainnya.

Kebiasaan menginang atau menyirih telah lebih dari 3.000 tahun yang lampau atau pada zaman Neolitik. Ada juga catatan para musafir Tiongkok yang mengungkapkan bahwa sirih dan pinang sudah dikonsumsi sejak 2 abad sebelum Masehi.

Selain dikonsumsi, sirih pinang juga menjadi simbol bagi adat Melayu. Hal ini dibuktikan dari tradisi lisan Melayu berupa sastra, seperti sirih pembuka pintu rumah, sirih pembuka pintu hati.

Dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa di Pulau Jawa pinang dan sirih sudah ada pada beberapa prasasti pada abad ke-9 sampai abad ke-10 masehi. Bahkan, berita dinasti Sung pada abad ke-10 sampai abad ke-14 Masehi mencantumkan sirih dan pinang sebagai salah satu mata dagangan yang diekspor dari Pulau Jawa.

Pada masa itu, menginang merupakan salah satu bentuk keramahtamahan karena dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua, rakyat biasa hingga para raja. Sirih dan pinang dinilai sebagai obat yang mengandung antiseptik serta sebagai barang kenikmatan.

Sirih dan pinang juga disajikan pada tamu sebagai tanda keramahtamahan, penerimaan dan sopan santun. Di beberapa pulau di Indonesia, menginang pun tidak hanya disuguhkan untuk orang yang masih hidup, melainkan juga sebagai suguhan dalam upacara penguburan bagi roh orang mati serta sesaji bagi para leluhur dalam upacara adat.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut