Mengenal Tradisi Nginang, Berikut Sejarah dan Filosofinya
Menginang awalnya dilakukan agar aroma mulut menjadi lebih sedap, namun hal ini malah menjadi kebiasaan yang menimbulkan kesenangan dan kenikmatan sendiri, sehingga menjadi candu dan sulit untuk dilepaskan.
Di sisi lain, menginang ternyata bagus untuk alternatif perawatan gigi. Menginang juga dapat menyembuhkan luka di mulut, menghentikan pendarahan gusi, dan bagus dijadikan obat kumur.
Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat Jawa masih sangat percaya terhadap dampak positif tersebut, terutama para lansia. Mereka yakin bahwa menginang akan membuat gigi sehat dan semakin kuat.
Tradisi nginang memiliki filosofi yang diambil dari beberapa bahan yang digunakan. Pertama, sirih bermakna sifat rendah hati seseorang, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Kemudian, pinang bermakna keturunan yang baik.
Kemudian, kapur dan tembakau melambangkan ketabahan hati dan rela menolong sesama. Sementara gambir bermakna kesabaran dan keteguhan hati seseorang. Semua bahan tersebut harus di racik menjadi satu kesatuan yang pas dan dicampur dengan tepat untuk menghasilkan cita rasa yang enak.
Sayangnya, nginang memiliki rasa yang tidak semua orang bisa menerimanya, sehingga tradisi ini pun lambat laun mulai menghilang, hanya orang tua berusia lanjut yang saat ini masih melakukan kebiasaan ini.
Begitulah tradisi nginang yang sudah hampir punah di Indonesia. Penjelasan sejarah dan filosofi tradisi nginang ini semoga bermanfaat dan menambah wawasan.
Editor: Ahmad Antoni