Menikmati Keindahan Pesona Alam dan Wisata Sejarah di Desa Dieng Kulon Wonosobo
Sesaat sampai di puncak Prau, rasa lelah selama pendakian akan terbayar sudah. Para pendaki akan langsung dimanjakan pemandangan hamparan keindahan alam yang mempesona yang akan menghipnotis mata.
Dari puncak Prau juga akan merasa takjub dengan pesona gunung Sumbing yang megah menghiasi langit biru di seberangnya. Selain bisa menikmati sunrise di Gunung Prau, para wisatawan bisa berkunjung Bukit Skoter Dieng. Kamu bisa menikmati keindahan alam Dieng dengan hanya membayar tiket Rp5.000 per orang.
Nah, jika sudah berburu sunrisenya, saatnya kamu bisa lanjut berkunjung ke salah satu Wisata bersejarah yaitu Wisata Candi Arjuna. Destinasi tempat ini merupakan salah satu ikon dari Desa Wisata Dieng Kulon, jadi belum lengkap rasanya ke Dieng jika kamu melewati destinasi wisata bersejarah satu ini.
Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks percandian di Candi Arjuna Dieng. Candi Arjuna diperkirakan sebagai candi tertua, candi ini diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra.
Setelah berkunjung ke Candi Arjuna, wajib meneruskan ke destinasi wisata Kawah Sikidang Dieng. Untuk masuk destinasi wisata Candi Arjuna dan Kawah Sikidang kamu cukup membayar Rp20.000. Kawasan kawah ditata sedemikian indah, nyaman, dan aman dengan membuat jalan setapak dengan platform kayu sehingga menimbulkan kesan alami saat berada di sana.
Saat berkunjung ke Kawah Sikidang ini, kamu jangan sampai lupa untuk mematuhi peraturan di sana yaitu memakai masker dan menjaga jarak dengan kawah. Sebab, aroma belerangnya sangat terasa kuat, terlebih air kawahnya yang panas mendidih.
Berwisata belum lengkap rasa jika tidak berburu oleh-oleh khas daerah tersebut. Ada beragam buah tangan yang bisa dibawa pulang dari Desa Di Atas Angin ini. Saat berkunjung ke Dieng, sepanjang perjalanan mata memandang kamu akan melihat hamparan kebun kentang.
Editor: Ahmad Antoni