Peneliti Undip: Kerusakan Terumbu Karang Kerugian Negara, Pelaku Harus Diproses Hukum
“Kerugian lingkungan hidup dihitung dari hilangnya nilai/harga layanan ekosistem, biaya pemulihan/restorasi terumbu karang, dan biaya kerugian perikanan akibat kerusakan serta biaya pemeriksaan kerusakan lingkungan hidup,” ujar Munasik.
“Sayangnya proses penyelesaian sengketa hukum ini berlangsung lama sehingga terkesan di masyarakat tidak ada kelanjutan pasca kerusakan terutama menyangkut perbaikan lingkungan hidup yang telah rusak tersebut,” ujarnya.
Bagaimana nasib terumbu karang pascakerusakan? Secara alami, kata dia, terumbu karang mampu melakukan pemulihan secara alami. Terumbu karang yang masih sehat di sekitar lokasi kerusakan akan dapat mengirim anakan karang yang bersifat plantonik (planula larva) yang hanyut oleh arus kemudian menempel pada substrat keras yang tersisa.
“Di Karimunjawa, rekrutmen anakan karang terjadi setahun dua kali pada musim peralihan antara musim Barat-Timur maupun Timur-Barat. Syarat pemulihan alami terumbu karang ini, tersedianya substrat keras di lokasi kerusakan dan terdapatnya aliran harus yang membawa anakan karang,” kata Munasik.
Mengamati kondisi 2-3 tahun pasca kerusakan di gosong karang Pulau Tengah, Pulau Karimunjawa, lanjut dia, bersyukurnya substrat keras bekas kerusakan di dasar laut telah ditumbuhi anakan karang, umumnya karang bercabang Acropora.
“Akan tetapi pemulihan alami ini tidak mampu mengembalikan rugositas (kekasaran morfologi) dasar laut sehingga fungsi ekosistem tidak berkembang optimal. Diperlukan campur tangan manusia untuk meghadirkan substrat buatan untuk mengembalikan rugositas melalui penciptaan rugositas buatan,” ujarnya.
Tim peneliti FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) Undip telah menerapkan struktur terumbu buatan dari substrat beton modular dan interkoneksi yang dinamai APR (Artificial Patch Reefs) untuk menghadirkan rugositas terumbu karang.
Struktur APR telah dipasang di beberapa pulau kecil di P. Tengah dan P. Cilik dan beberapa pulau-pulau lainya di Karimunjawa dan berhasil menumbuhkan habitat terumbu karang baru.
Editor: Ahmad Antoni