get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus Pencabulan di Ponpes Bangkalan Masuk Penyelidikan, Polisi Periksa Saksi

Pengasuh Ponpes Buka Paksa Penyekatan PPKM Darurat di Grobogan, Kapolsek Marahi Santri

Kamis, 22 Juli 2021 - 07:10:00 WIB
 Pengasuh Ponpes Buka Paksa Penyekatan PPKM Darurat di Grobogan, Kapolsek Marahi Santri
Kapolsek Ngaringan saat menyuruh santri agar putar balik dalam penyekatan di Desa Truwolu, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan. (iNews/Rustaman Nusantara)

GROBOGAN, iNews.id - Kericuhan sempat mewarnai penyekatan dalam acara salawatan di pondok pesantren (ponpes) Darut Tauhid Desa Truwolu, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Rabu (21/7/2021) malam. Pengasuh ponpes geram dan berusaha membubarkan penyekatan.

Pasalnya, petugas gabungan TNI-Polri dan Satpol PP memutar balik semua jemaah dan santri yang hendak masuk pondok pesantren. Bahkan Kapolsek Ngaringan, Iptu Siswanto mengancam santri yang tengah merekamnya ketika  tengah  memaksa mereka untuk putar balik.

Kapolsek mengancam akan memidanakan santri jika nekat melakukan perekaman.  Handphone santri kemudian direbut dan file video dihapus oleh polisi.

Rencananya para santri ini akan menggelar salawatan di pondok pesantren, yang biasa digelar setahun sekali pada bulan besar di Ponpes Darut Tauhid.

Sebelum putar balik, para santri terlebih dahulu menjalani rapid test dan hasilnya negatif. Sementara itu di tengah penyekatan, tiba-tiba kiai Ali bin Abdulah, pengasuh ponpes datang dan meminta petugas untuk membuka jalan masuk ke pondok agar para jemaah yang hendak mengikuti salawatan bisa masuk. Namun petugas tetap menutup jalan masuk ke desa.

Perdebatan antara petugas dengan pengasuh ponpes terjadi cukup lama. Pengasuh ponpes terus mengejar aparat yang berjaga agar bubar dan membuka penyekatan di pintu masuk desa.

Dalam penyekatan ini, sejumlah santri yang hendak masuk kampung pun diusir dan dipaksa diputar balik.  Setelah menjalani perdebatan yang cukup panjang, petugas akhirnya memberikan izin kepada ponpes untuk melaksanakan salawatan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Setelah ada titik temu, kiai Ali bin Abdullah kemudian kembali ke ponpes untuk melanjutkan salawatan. Dia juga meminta agar aparat selalu mengawasi dan menegur para jemaah secara humanis jika tidak mengenakan masker atau tidak jaga jarak saat mengikuti salawatan.

Pengasuh Ponpes Darut Tauhid berharap agar pemerintah tidak tebang pilih dalam penerapan PPKM darurat dan memberikan kelonggaran umat muslim pada khususnya dan umat nonmuslim pada umumnya untuk bisa menjalankan ibadah.

Karena dengan mendekatkan diri kepada Tuhan bisa mengusir dan menjauhkan diri dari wabah virus corona.  Sementara beberapa perwira kepolisian yang berada di lokasi enggan untuk memberikan keterangan terkait penyekatan yang dilakukan di pintu gerbang desa menuju pondok pesantren.

Kiai Ali bin Abdulah menganggap bahwa kebijakan pelarangan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap setahun sekali dianggap mencederai Pancasila dan umat Islam yang mayoritas di Indonesia.

“Harapan kami jelas apa yang terjadi dengan adanya virus corona ini , harapan kami dengan alasan prokes lalu meniadakan apa yang menjadi kultur agama kita, tidak harus meniadakan kultur sosial kita,” kata Kiai Ali.

“Jadi prokes itu adalah ikhtiar dimana kita menghadapi fenomena penyakit yang berasal dari China. Namun alangkah bijaknya kita melihat bahwa kultur agama kita mayoritas Islam sehingga tidak lalu serta merta menyamakan 100 persen sama dengan keadaan di sana,” katanya.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut