Penjelasan Kades di Grobogan Setelah Aksi Halangi Petugas Covid-19 Viral di Media Sosial
GROBOGAN, iNews.id – Kepala Desa (Kades) Penadaran, Grobogan, Solehatul Ridho akhirnya buka suara terkait aksinya menghalangi petugas Covid-19 dan polisi yang akan menjemput pasien positif virus corona viral di media sosial, Kamis (18/6/2020). Dalam video viral itu, mobil milik kepala desa itu dipasang melintang di tengah jalan masuk desa agar tim Covid-19 tidak bisa keluar.
Petugas Polsek Gubug dan beberapa personel TNI yang berada di lokasi sempat menegosiasi dengan kades tersebut untuk segera meminggirkan mobilnya.
Ketegangan pun terjadi antara Kapolsek Gubug dengan kades yang tetap menolak membuka blockade mobil sebelum tuntutannya dipenuhi oleh pihak rumah sakit dan tim Covid-19.
Terkait kejadian itu, Polsek Gubug telah memanggil kepala desa dan warga yang ikut dalam aksi pengadangan. Dalam pemeriksaan kades menjelaskan penyebab aksi nekat tersebut.
Setelah diberikan penjelasan, pihak kepolisian kemudian melepas kepala desa dan warga yang ikut dalam aksi. Kades Penadaran juga sempat meminta maaf kepada warga jika aksi nekat yang dilakukannya membuat tidak nyaman.
Kades Penadaran, Solehaatul Ridho mengatakan, aksinya itu untuk menuntut agar pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Getas Penduwo Gubug karena selama ini pasien yang diisolasi di RSUD Purwodadi kurang terlayani dengan baik.
“Seperti makanan, di mana pihak rumah sakit meminta pihak keluarga untuk membawa makanan sendiri dari rumah untuk pasien,” katanya.
Selain tidak terjaminnya fasilitas di RSUD, kata dia, lokasi Rumah Sakit Getas Pendowo juga dianggap lebih dekat dengan rumah pasien sehingga bisa lebih cepat dalam mengantarkan makanan atau pakaian.
Ridho jugai membantah jika dirinya berusaha menghalang-halangi petugas dalam proses penjemputan pasien Covid-19. Sebab, setelah terjadi kesepakatan bahwa pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Getas Pendowo, dia bersedia meminggirkan mobilnya untuk membuka jalan kepada tim Covid-19.
“Aksi pengadangan ini juga salah satu antisipasi untuk menghindari aksi anarkis warga yang mengaku resah dan panik ketika tim Covid-19 datang ke desa untuk penjemputan pasien,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki