Potret Warga Miskin di Grobogan, Puluhan Tahun Huni Rumah Reyot, Sempit dan Kumuh
Hartono, keponakan Sudarto mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengajak pamannya tinggal bersama keluarganya. “Meski selalu ditolak, saya tetap sering menjenguk dan membawakan makanan,” ujarnya.
Warga sekitar bersama keluarga Sudarto awalnya ingin merehab bangunan rumah yang kondisinya sangat mengkhawatirkan dan tak layak huni ini, namun selalu ditolak.
Sudarto yang bekerja sebagai buruh tani dan serabutan ini selalu beralasan ingin membangun rumahnya sendiri jika sudah memiliki uang.
Berita Sudarto yang tinggal di rumah tak layak huni sempat viral di media sosial, membuat Kementerian Sosial Jawa Tengah turun ke lokasi dan melihat kondisi Sudarto yang sesungguhnya.
“Rumah Sudarto memang jauh dari kata layak huni. Saya bersama staf Dinas Sosial Grobogan terus membujuk dan merayu Sudarto agar mau untuk direhab rumahnya dan akhirnya berhasil,” kata Wahyu, pekerja sosial Kemensos.
Sudarto kemudian mempraktikkan ketika tidur di depan pintu berlantaikan tanah ke seluruh pegawai kemensos karena seluruh ruang dalam rumah sudah dipenuhi barang-barang.
Sementara kamar yang biasa digunakan untuk tidur sudah lapuk dan hancur sejak beberapa tahun lalu. Meski sudah memiliki penghasilan dari usaha buruh tani dan serabutan, namun warga dan keluarga Sudarto tetap memberikan bantuan makanan setiap harinya sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang kurang mampu.
Editor: Ahmad Antoni