Puan Berharap Museum Lokananta Solo jadi Tempat Berkumpul Anak-anak Muda
Adapula diorama sejarah karya Gesang, gramofon pertama era rilis Bengawan Solo. Melihat ini, Puan tampak sangat senang apalagi ada yang menyanyikan lagu Bengawan Solo sehingga suasana semakin syahdu.
“Saya berharap Lokananta yang sudah semakin indah ini bisa menjadi tempat berkumpul anak-anak muda dan jadi simbol kebangkitan industri rekaman Indonesia. Pemerintah harus melengkapi fasilitas agar Lokananta semakin menarik bagi anak-anak muda,” ujar Puan.
Cucu Bung Karno itu menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia. Termasuk, kata Puan, studio rekaman di Lokananta yang sangat penting dalam sejarah musik Indonesia karena telah merekam banyak karya-karya seni bermusik, mulai dari tradisional hingga kontemporer dari berbagai daerah.
"Seni dan budaya adalah bagian integral dari identitas nasional kita. Mereka mengingatkan kita dari mana kita berasal dan memberikan pandangan tentang di mana kita mungkin pergi," katanya.
Sebagaimana diketahui, Museum Lokananta didirikan pada tahun 1956 dan mendapatkan namanya dari studio rekaman Lokananta yang terletak di gedung yang sama.
Lokananta kini sudah berusia sekitar enam dekade, sebuah rentang waktu panjang untuk sebuah label musik yang kini berada di bawah asuhan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia.
Setelah sempat mati suri, Lokananta saat ini sudah diperindah dan tak lagi hanya menjadi sebuah museum. Lokananta akan dijadikan ekosistem musik bagi para seniman dengan melibatkan komunitas, mengembalikan brand Lokananta sebagai pusat musik, termasuk rekaman dan produksi piringan hitam.
Lokananta juga akan mengembangkan ritel brand lokal sekaligus menjadi studio rekaman modern, tempat pertunjukan musik (indoor dan outdoor), dan penjualan merchandise musik. Puan pun kagum dan menilai Lokananta merupakan surga pecinta musik dan budaya.
“Revitalisasi Lokananta sangat bagus sekali. Apalagi ada banyak koleksi musik yang indah seperti peralatan rekaman kuno, piringan hitam, kaset pita, dan alat-alat rekaman lainnya,” katanya.
Editor: Ahmad Antoni