Sebelum Gugur di Papua, Pratu Agung Sempat Berburu Lobster saat Buka Jalur Patroli
Sementara itu tampak warga Desa Tegowanukulon, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan mengibarkan bendera merah putih setengah tiang, Rabu (23/8/2023). Langkah tersebut merupakan bentuk bela sungkawa dan menyambut kedatangan Tentara Nasional Indonesia yang gugur di daerah konflik Papua.
"Jadi kami bersama warga atas perintah dan kesepakatan bersama memutuskan untuk mengibarkan Bendera Merah Putih setengah tiang. Langkah ini sebagai bentuk berkabung atas gugurnya anggota TNI AL Pratu Agung Pramudi Laksono di Papua," kata Heri Supriyanto (50) warga sekitar rumah duka di Desa Tegowanukulon.
Tak hanya dari warga sekitar saja, seluruh RT, RW dan Desa Tegowanukulon juga diinstruksikan agar melakukan penyebaran bendera setengah tiang. Tak hanya itu, warga juga meramaikan dan akan menghantarkan jenazah Pratu Agung Pramudi Laksono.
"Kita instruksikan bersama warga Desa Tegowanukulon untuk kibarkan bendera setengah tiang ini. Kita juga gelar doa bersama dan kita hantarkan saat pemakaman militer nanti," ujar Kepala Desa Tegowanukulon, Susilo saat diwawancara di lokasi rumah duka.
Perlu diketahui, Jenazah Pratu Agung Pramudi Laksono (27 tahun), personel Satgas Pamtas Mobile Yon 7 Marinir TNI AL menjadi korban penembakan kelompok separatis teroris (KST) Papua di Dekai, Kabupaten Yakuhimo, Provinsi Papua Pegunungan. Rencana jenazah akan dimakamkan di Desa Tegowanukulon usai dievakuasi ke Jakarta melalui Sorong.
Almarhum Pratu Agung meninggal akibat luka tembak di bagian kepala saat kontak tembak dengan KST di Pos Satgas Yonif 7/Marinir, Dekai, Senin (21/8/2023). Kontak tembak itu terjadi antara anggota Satgas Yonif 7/Marinir dengan KST Papua Kodap XVI Yahukimo.
Editor: Ahmad Antoni