get app
inews
Aa Text
Read Next : 7 Peristiwa 10 Muharram dan Sejarah Puasa Asyura dalam Islam

Sejarah Puasa Asyura dalam Islam, Ini yang Jadi Pembeda dari Puasa Umat Lain

Kamis, 28 Juli 2022 - 18:02:00 WIB
Sejarah Puasa Asyura dalam Islam, Ini yang Jadi Pembeda dari Puasa Umat Lain
Sejarah Puasa Asyura (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id -  Menilik kembali sejarah puasa Asyura menjadi hal yang bisa dijadikan pembelajaran dalam menyambut Tahun Baru Islam 1444 H. Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Muharram.

Berpuasa di tanggal 10 Muharram atau di Hari Asyura adalah salah satu amalan yang dianjurkan. Meski puasa ini hukumnya sunnah, puasa Asyura dianjurkan untuk dikerjakan lantaran memiliki keutamaan dan keistimewaan.

Lantas bagaimana asal usul dianjurkannya puasa Asyura? Untuk menelisik sejarahnya, beberapa hadits berikut akan memberikan penjelasan bagaimana Islam mengenal puasa Asyura.

Sejarah Puasa Asyura

Dalam sejarah Islam, terdapat banyak sekali peristiwa penting dan monumental yang terjadi pada hari Asyura atau 10 Muharram. Beberapa di antaranya adalah diciptakannya Nabi Adam as di surga hingga peristiwa selamatnya Nabi Musa as dari kejaran pasukan Fir’aun.

Dilansir iNews.id dari Islam NU, Kamis (28/7/2022), Nabi Musa as melakukan puasa di hari Asyura sebagai bentuk rasa syukur atas pertolongan Allah SWT.

Hal itu kemudian diikuti oleh umat Yahudi yang juga melaksanakan puasa tepat di 10 Muharram. Imam Fakhruddin ar-Razi, puasa 10 Muharram.

Berdasarkan hadits dari Imam Bukhari, peristiwa kedatangan Nabi Muhammad di Madinah dan menyaksikan orang-orang Yahudi melaksanakan puasa menjadi tonggak dianjurkannya puasa Asyura.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah SAW bersabda: 

لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. 

Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).

Umat Yahudi berpuasa di hari kesepuluh Muharram dalam rangka memberingati hari di mana Allah SWT menyelamat Nabi Musa dari kejaran Firaun. 

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa umat Muslim juga berhak untuk melestarikan dan menyempurnakan syariat Nabi Musa tersebut.

Dalam Shahîh Muslim, setidaknya terhimpun 30 hadits yang terkait dengan puasa ‘Asyura. Salah satunya adalah hadits berikut:

“Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: ‘Rasulullah saw hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: ‘Hari ini adalah hari dimana Allah swt memberikan kemenangan kepada Nabi Musa as dan Bani Israil atas Fir’aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa’. Kemudian Nabi saw bersabda: ‘Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian’. Lalu Nabi saw memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura." (HR Muslim)

Editor: Komaruddin Bagja

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut