get app
inews
Aa Text
Read Next : Info BMKG Pusat Gempa Terkini 2 Menit yang Lalu M 2,4 Guncang Solo

Sempat Bertahan 22 Hari dengan Mesin Oksigen, Bayi tanpa Tempurung asal Solo Ini Meninggal

Rabu, 17 Maret 2021 - 14:56:00 WIB
Sempat Bertahan 22 Hari dengan Mesin Oksigen, Bayi tanpa Tempurung asal Solo Ini Meninggal
Bayi Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah dirawat di rumahnya di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo. (Antara)

SOLO, iNews.id - Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah, bayi asal Solo yang lahir tanpa tempurung akhirnya meninggal dunia pada Selasa (16/3/2021) malam. Bayi tersebut hanya bertahan selama 22 hari dalam perawatan di rumah.

"Kemarin sore sebetulnya sudah mulai berbeda kondisinya. Kalau biasanya disentuh tangan dan kakinya dia langsung bereaksi, tetapi kemarin sore diam saja," kata ibu bayi Ayu Endang Pujiati (29) di rumahnya di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Rabu (17/3/2021).

Setelah itu, sehabis Magrib, kondisi bayi Arkan terus turun dan napasnya tersengal-sengal. Oleh orang tuanya, kondisi bayi dilaporkan ke Rumah Sakit Brayat Minulya di mana bayi tersebut lahir.

"Kemudian dokter dan perawat yang datang untuk mengecek kondisi anak kami. Dokter sebenarnya merujuk ke RSUD dr Moewardi, tetapi semalam kondisi hujan, kami belum sempat membawa anak kami ke sana ternyata sudah tidak ada (meninggal dunia)," katanya.

Ia mengakui sebelum meninggal dunia, bayi yang lahir pada tanggal 22 Februari 2021 tersebut selalu rutin dicek oleh dokter sebanyak dua kali sepekan.

"Dicek berat badan dan denyut nadi, tetapi memang sejak lahir hingga akhirnya meninggal itu berat badannya terus mengalami penurunan, dari 3,8 kg menjadi 2,9 kg," katanya.

Sebelumnya diberitakan, bayi Arkan yang lahir tanpa tempurung kepala tersebut sempat bertahan meski harus bergantung dengan mesin oksigen.

Meski sejumlah dokter mengatakan anak kedua pasangan Ayu dan Syarifudin Hidayatullah (31) ini tidak mampu bertahan hidup lebih lama, ia bersama sang suami tetap berupaya mengasuh dengan sepenuh hati.

"Dokter sempat bilang kalau kemungkinan 70 persen meninggal di kandungan, tetapi akan saya teruskan sampai kapan bertahan," katanya.

Ia sebetulnya mengetahui kondisi anaknya akan lahir tanpa tempurung kepala tersebut sejak masih janin berusia empat bulan. Bahkan, untuk memastikan kondisi anaknya ia sampai mendatangi empat dokter kandungan.

"Semuanya saya USG empat dimensi, tetapi hasilnya sama saja. Bahkan, tiga dokter di antaranya menyarankan untuk mengeluarkan saja mumpung masih kecil, kalau sudah besar akan sulit. Tetapi menurut saya empat bulan sudah bernyawa, sudah ditiupkan roh. Kasihan, dia ingin hidup sehingga saya putuskan untuk melanjutkan," katanya.

Menurut dokter, kondisi bayi Arkan tersebut terjadi karena masuknya virus toksoplasmasis pada saat pembentukan janin di usia dua bulan.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut