Shelter Manahan Solo Selesai Desember, PKL Segera Bisa Jualan

SOLO, iNews.id – Pemkot Solo memastikan Shelter Manahan selesai pada Desember 2022. Dengan demikian, para pedagang bisa segera berjualan di lokasi tersebut.

"Shelter Manahan mundur sedikit (waktu selesainya)," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Rabu (21/12/2022). 

Baca Juga

Konflik Keraton Solo, Kubu Sinuwun dan Lembaga Dewan Adat Siap Damai?

Ia mengatakan, seharusnya Shelter Manahan selesai pada pertengahan November. Namun akhirnya harus mundur menjadi Desember 2022.

Shelter Manahan akan digunakan untuk berjualan para pedagang lama, yakni yang sebelumnya berjualan di lokasi tersebut. Termasuk untuk pembagian jualan pagi dan malam hari sudah diatur oleh Pemkot Solo. 

Baca Juga

Keraton Solo Kian Memanas, 2 Kubu Keturunan PB XII Siaga di Sasana Wilapa

"Sudah diatur, sudah ada jadwal juga. Kalau ada pedagang ya nanti diatur sif pagi sama sif malamnya, termasuk PKL Jurug," katanya.

Terkait dengan pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di bagian dalam Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), katanya juga akan dipindah ke Shelter Manahan. 

Baca Juga

Gibran Ogah Ikut Campur Konflik Keraton Solo, Ini Alasannya

"Sudah ditawarkan, kan tempatnya juga bagus," katanya.

Baca Juga

Fenomena Siang Lebih Lama pada Desember, Ini Kata Pakar Astronomi

Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo memberikan sanksi denda kepada kontraktor penataan pedestrian kawasan Manahan. Selain dikenakan denda, kontraktor juga diwajibkan merampungkan sisa pekerjaan sebelum 15 Desember.

Kepala DPUPR Kota Solo Nur Basuki mengatakan, proyek penataan kawasan senilai Rp15 miliar telah melewati masa penyelesaian dari kontrak kerja yang disepakati. Mestinya penataan kawasan dapat selesai pada awal Desember.

Baca Juga

Momentum Hari Ibu, BAZNAS Solo Berikan Bantuan untuk Perempuan Tangguh

Meski demikian, hingga saat ini masih ada sejumlah hal yang harus diselesaikan. 

"Masa kontraknya di 2 Desember kan sudah selesai, tapi pekerjaan masih belum rampung sampai sekarang. Konsekuensinya dikenakan denda sesuai aturan yang ada. Dendanya dihitung nilai kontak per hari, tinggal dikalikan saja berapa hari mundurnya. Sebetulnya mundur bisa sampai 50 hari, tapi karena tutup buku APBD Murni harus masuk sebelum 15 Desember, jadi harus selesai sebelum itu," katanya.

Editor: Ary Wahyu Wibowo