Tangis Haru Veteran Perang RI Dijamu di Heritage Dapur Deso D'Kambodja
"Saya tak kuasa menahan tangis haru karena saya masih diberi kehidupan di usia 84 tahun dan menyaksikan peringatan ini. Saya juga masih berkesempatan dipertemukan dengan para veteran senior yang berjuang pada era revolusi kemerdekaan seperti Pak Maryanto dan lainnya. Saya menangis karena rasa bersyukur kepada Tuhan serta adanya kebaikan dari sosok Anna Avantie yang bisa mengagendakan acara yang berharga ini," ujarnya.
Soegiarno atau yang akrab dipanggil Eyang Giri juga menyampaikan hal sama. Kendati hanya adik Soegiarin, namun jasa-jasa kakaknya kini masih dikenang dan tak dilupakan. "Mas Rin dulu menyiarkan berita proklamasi dengan morse atas perintah Adam Malik yang menjadi pimpinannya di Kantor Berita Domei,” kata Eyang Giri.
“Karena siaran tersebut, maka kantor berita negara-negara di dunia jadi mengetahui dan mengakui Kemerdekaan Indonesia setelah dideklarasikan Soekarno-Hatta. Sejarah sudah menenggalamkan Mas Rin sekian tahun, tapi kini di D'Kambodja dikenang lagi oleh Anne Avantie. Saya menwakili almarhum Mas Soegiarin menyampaikan terima kasih," ujarnya.
Eyang Giri yang berdiri sudah ditopang tongkat dan matanya buta sebelah ini berupaya tetap semangat. Bahkan ketika Anna Avantie menawarkan kursi roda, beliau menolak. "Saya masih kuat, saya sehat karena saya bersemangat," ujarnya.
Kegiatan perayaan berlanjut dengan mengajak para veteran dan purnawirawan dalam jamuan sarapan pagi dengan menu kuliner tempo dulu khas D'Kambodja. Sayur oblok-oblok, pecel, urap dan botok menjadi menu yang disukai para veteran.
Terpisah Henry Susilo, suami Anne Avantie mengaku akan terus melanjutkan kegiatan ini hingga jadi tradisi di peringatan Hari Besar Bersejarah Nasional, seperti Hari Kartini, Hari Pahlawan dan lainnya.
Editor: Ahmad Antoni