SEMARANG, iNews.id – Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto menolak permintaan seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang untuk membuat testimoni video kinerja positif Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menuturkan, orang yang mengaku dari Polrestabes Semarang itu menghubunginya baik lewat chat WhatsApp (WA) maupun telepon.
Rektor Unika Soegijapranata Cerita Diminta Buat Testimoni Kinerja Positif Jokowi
“Saya juga dikirimi, diberi contoh pernyataan salah satu rektor di Semarang (terkait kinerja positif Presiden Jokowi),” katanya.
Ferdi mengaku tidak merespons permintaan itu karena sedang perjalanan ke Surabaya untuk menghadiri pertemuan dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) Indonesia terkait pernyataan sikap mengkritisi Presiden Jokowi.
Mahfud Ungkap Ada Operasi Bungkam Kritik Kampus ke Jokowi, Diminta Bilang Pemilu Berjalan Baik
“Berawal dari putusan MK ada pelanggaran di situ, kemudian Persiden (statemen) boleh kok memihak, boleh kok kampanye. Meskipun menunjukkan aturan-aturan, tapi etika itu di atas hukum. Kami non-partisan, ada sesuatu yang perlu diluruskan, ini kecintaan kami terhadap negeri ini,” katanya.
Ferdi bercerita, beberapa waktu sebelumnya Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar juga sempat menghubunginya.
“Jam 2 kurang (tadi) Pak Kapolrestabes telepon saya, saya akan terima, mari clear-kan di sini. Tapi ini beliau belum datang, mungkin masih perjalanan,” kata Ferdi.
Sebelumnya, Ferdi dalam konferensi pers di Kampus SCU Semarang mengaku sudah lima hari diminta seseorang untuk membuat pernyataan tentang kinerja positif Presiden Jokowi.
“Dari Jumat (2/2/2024) sampai siang tadi jam 11 masih meminta saya. Dari video sampai tawaran terakhir membuat pernyataan. Menyatakan (yang meminta) dari Polrestabes Semarang yang nantinya akan dilaporkan ke Kapolda (Kapolda Jateng),” kata Ferdi.
Operasi Pembungkaman
Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 Mahfud MD mengungkapkan adanya operasi untuk membungkam kritik perguruan tinggi atau kampus terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan itu disampaikan Mahfud dalam acara Tabrak Prof! di Koat Kopi, Yogyakarta, Senin (5/2/2024).
Mahfud mengaku mendapat laporan adanya operasi untuk menekan rektor-rektor kampus yang belum menyatakan sikap.
Editor: Kastolani Marzuki