get app
inews
Aa Text
Read Next : PPDB 2023, Ini Pembagian Zonasi SMA Negeri di Kota Semarang

Terancam Tak Bisa Ikut UN, 2 Siswa SMA 1 Semarang Terus Cari Keadilan

Jumat, 02 Maret 2018 - 18:07:00 WIB
Terancam Tak Bisa Ikut UN, 2 Siswa SMA 1 Semarang Terus Cari Keadilan
Dua siswa SMAN 1 Semarang yang dikeluarkan saat hendak bertemu dengan Plt Gubernur Jateng di Semarang. (Foto: iNews.id/Kristadi)

SEMARANG, iNews.id – Upaya mencari keadilan terus dilakukan AN dan AF, dua siswa SMA Negeri 1 Semarang yang dikeluarkan lantaran diduga melakukan kekerasan terhadap juniornya.

Kedua siswa itu kini terancam tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) karena hingga kini tidak kunjung memilih sekolah pengganti setelah dikeluarkan dari SMA 1.

Didampingi orang tuanya, mereka mendatangi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko untuk mengadukan persoalan tersebut. Namun, kedua siswa itu hanya ditemui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jateng Gatot Bambang Hastowo. Mereka sebelumnya mendatangi Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jateng, KPAI dan anggota DPD.

Darsini, orang tua AN mengaku kecewa dengan tindakan kepala SMA 1 Semarang yang langsung mengeluarkan anaknya. Menurut dia, akumulasi nilai kesalahan siswa yang dilaporkan pihak sekolah hanya dibuat-buat,  termasuk adanya pelanggaran sopan santun. “Dalam buku tata tertib peserta didik milik anak saya, tidak ada catatan kesalahan. Semuanya bersih,” katanya, Jumat (2/3/2018).


AN menuturkan, tidak ada tata tertib yang dilanggar seperti yang dituduhkan kepala SMA 1 Semarang. Menurut dia, kasus meninggalnya salah seorang juniornya saat berenang di kolam renang Jatidiri Semarang di luar kegiatan Latihan Dasar Kepimpinan (LDK) OSIS pada akhir November 2017 lalu.

“Renang itu kegiatan pribadi tidak ada hubungannya dengan LDK OSIS. Junior saya berenang awal Januari 2018, sedang LDK sudah selesai sejak November 2017,” tandasnya.

Kepala SMAN 1 Semarang, Endang Suyatmi mengatakan kebijakan sekolah yang mengeluarkan kedua siswa itu sudah melalui proses dan pertimbangan matang. Menurut dia, akumulasi pelanggaran kedua siswa sudah melebihi batas yang ditentukan. “Karena itu, mereka dipaksa diminta pindah ke sekolah lain jika ingin mengikuti UN (Ujian Nasional,” katanya.

Sikap Kepala SMAN 1 Semarang tersebut juga setali tiga uang dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Gatot Bambang Hastowo. Dia mengimbau agar kedua siswa yang sudah dikeluarkan itu untuk segera memilih sekolah pengganti agar bisa mengikuti UN.

"Penetapan daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN 2018 ditutup hari ini (Kamis). Paling lambat pukul 24.00 WIB," kata Gatot.

Gatot mengaku sudah semaksimal mungkin mencarikan solusi agar kedua siswa itu tetap bisa melanjutkan pendidikan dan mengikuti UN, yakni dengan memindahkan di dua SMA negeri yang terdekat dengan tempat tinggal mereka.

"Yang AN karena rumahnya di daerah Pedurungan, kami pilihkan di SMAN 11 Semarang, sementara AF yang rumahnya di daerah Mangkang difasilitasi di SMAN 13 yang menerapkan kurikulum sama dengan SMAN 1 Semarang," katanya.

Akan tetapi, kata dia, kedua siswa enggan mengambil kebijakan yang sudah diambil Disdikbud Jateng melainkan tetap bersikukuh agar tetap bisa bersekolah dan melaksanakan UN di sekolah asal, yakni SMAN 1 Semarang.

"Bahkan, saya sudah memberikan pilihan keduanya menentukan sekolah sendiri yang diinginkan, seperti AF yang katanya ingin di SMAN 6 Semarang. Kurikulumnya sama, saya persilakan kalau mau," katanya.

Kemudian, AN diberikan pilihan di SMAN 2 atau SMAN 11 Semarang yang menerapkan kurikulum sama dan lokasinya relatif dekat dengan tempat tinggalnya, tetapi belum mengambil keputusan.

Ditanya langkah yang diambil jika ternyata kedua siswa tidak mengambil kebijakan Disdikbud hingga penutupan pendaftaran DNT peserta UN, Gatot enggan menjawab, seraya mengatakan masih menunggu keputusan kedua siswa.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut