Terobosan Kreatif Bripka Purnomo, Polisi di Semarang Cegah Penyebaran Paham Radikal
Diakuinya, tidak mudah melakukan pendekatan terhadap para mantan napiter. Tidak jarang penolakan dialaminya saat melakukan pendekatan.
"Bahkan sempat merasa ngeri juga saat pertama kali melakukan sambang. Mereka mempunyai anggapan bahwa polisi merupakan musuh yang telah menangkap dan memenjarakan mereka. Juga kebencian-kebencian lain, sehingga tidak jarang menolak jika tahu didatangi oleh polisi," katanya.
Awalnya, dirinya hanya mampu menggandeng tiga orang mantan napiter, yakni Sri Puji, Mahmudi Haryono, Wawan Supriatin. Kini, jumlah mantan eks napiter yang bergabung di Yayasan Persadani terus bertambah mencapai 15 orang.
Konsep ketiga dengan mendorong eks napiter yang tergabung dalam yayasan Persadani agar memiliki usaha dalam rangka ekonomi kreatif untuk kesejahteraannya beserta keluarga.
"Jadi bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk uang tunai, namun dalam bentuk pelatihan ekonomi kreatif dan kewirausahan, seperti budi daya lele, laundry, keterampilan boga. Kami menggandeng Baznas," katanya.
Konsep keempat, yaitu melakukan upaya optimal agar masyarakat mau menerima keberadaan eks napiter sebagai bagian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Editor: Ary Wahyu Wibowo