Warga Demak Sulap Area Sawah Rusak Terdampak Proyek Tol Jadi Tanah Kapling Rumah

Selain di Desa Dukun, proyek jalan tol Semarang-Demak juga melintasi areal pertanian di Desa Sampang, Kedunguter dan Desa Klitih.
“Areal pertanian di tiga desa ini seperti kompleks persawahan dengan aliran drainase pembuangan yang sama. Bila kawasan hilir sungai tidak bisa membuang air, maka di kondisi sawah di hulu sungai akan terendam banjir,” kata Yoyok Masiran, pembina karangtaruna Karangtengah.
“Selain persoalan gorong-gorong, drainase yang sekaligus berfungsi sebagai saluran irigasi mengalami penyempitan karena tingginya sedimentasi dan tingginya sedimen pada saluran irigasi dapat merusak areal pertanian tadah hujan di desa tersebut,” katanya.
Walau di areal pertanian tadah hujan, namun petani Desa Dukun mampu memanen padi dalam dua musim masa tanam. Kendati kualitas padi tidak sebagus dibanding daerah lain, namun hasil panenannya banyak mendukung perekonomian petani setempat.
“Setelah proyek tol masuk secara bertahap sawah petani tidak dapat ditanam. Hingga sekarang belum ada penanganan serius atas persoalan tersebut dari pemerintah,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni