Wilayah Jateng Bagian Selatan dan Pegunungan Tengah Masuki Puncak Kemarau pada Juli

"Selain itu, IOD (Indian Ocean Dipole) diprediksi berpeluang beralih menuju fase IOD positif mulai Juni hingga Oktober, yang berpengaruh dalam pengurangan hujan," katanya.
Ia menjelaskan, kombinasi fenomena El Nino dan IOD Positif yang diprediksi terjadi pada semester kedua tahun 2023 dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jawa Tengah, selama musim kemarau 2023.
Menurut dia, sebagian wilayah diprakirakan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, berkisar 0 sampai 20 milimeter per bulan, dan beberapa bagian wilayah mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali pada puncak musim kemarau pada Juli dan Agustus.
Daerah di Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jawa Tengah yang curah hujannya diprakirakan di bawah normal, menurut dia, terdiri atas Kabupaten Purbalingga, bagian tengah Kabupaten Banyumas, sebagian Cilacap, sebagian Kebumen, sebagian Purworejo, sebagian Banjarnegara, dan sebagian Wonosobo.
Teguh menyampaikan, langkah strategis yang bisa dilakukan untuk menghadapi dampak kemarau yakni mengoptimalkan penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air seperti waduk, bendungan, dan embung untuk menyimpan air sisa musim hujan agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan selama kemarau.
"Selain itu, efisiensi penggunaan air, karena ada potensi kekeringan dalam periode musim kemarau, dan lakukan antisipasi terjadinya kebakaran hutan," katanya.
Editor: Ahmad Antoni