25. "Manunggaling kawula gusti." Manunggalnya atau bersatunya antara kawula (hamba) dengan sifat-sifat Tuhannya.
26. "Gupak pulute ora mangan nangkane." Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.
27. "Lambe satumang kari samerang."Orang yang sudah berkali-kali dinasehati, tapi tak juga didengarkan.
28. "Wani ngalah, luhur wekasane." Berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap yang luhur. Begitulah watak kesatria yang berjiwa besar dan lapang dada.
29. "Wani silit, wedi rai." Seorang pengecut yang hanya berani di belakang layar, namun takut ketika berhadapan secara langsung.
30. "Asu rebutan balung." Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh.
31. "Mikul dhuwur mendhem jero." Menjunjung tinggi derajat orang tua atau pendahulu.
32. "Becik ketitik, ala ketara." Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
33. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan." Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.
34. "Kakehan gludug kurang udan." Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.
35. "Desa mawa cara, negara mawa tata." Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.
36. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan." Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait