Ilustrasi menikah. Foto: dok.

5. Menikah di bulan Sura

Mitos larangan pernikahan adat Jawa, menikah di bulan Sura atau Muharram harus dihindari. Sura dipercaya sebagai bulan keramat, sehingga jangan sampai menggelar pernikahan di periode ini. Sebagian besar masyarakat Jawa masih menyakini mitos ini. Sebab dipercaya akan mendatangkan malapetaka atau musibah bagi pasangan yang menggelar pernikahan, serta kedua keluarga besarnya. Karena masih diyakini sebagian besar masyarakat, pada bulan Sura menjadi moment sepi adanya hajatan. 

6. Anak pertama menikah dengan anak ketiga 

Mitos larangan pernikahan adat Jawa, anak pertama tidak disarankan menikah dengan anak ketiga. Larangan pernikahan antara anak pertama dan ketiga atau disebut jilu (siji karo telu) atau dalam bahasa Indonesia adalah satu sama tiga.

Konon jika anak pertama dan ketiga menikah, rumah tangganya sulit akur dan sering diterpa masalah. Hal ini terjadi karena perbedaan karakter yang biasanya cukup jauh antara anak pertama dan anak ketiga, bisa membuat pernikahan sulit langgeng.

7.  Anak terakhir menikah dengan anak terakhir

Mitos larangan pernikahan adat Jawa, anak terakhir menikah dengan anak terakhir tidak disarankan di antaranya karena anak bungsu paling dimanja. Anak terakhir paling banyak diperhatikan karena paling kecil dibanding kakak-kakaknya. 

Hal ini membuat karakter sang anak terakhir cenderung lebih manja. Jadi jika anak terakhir menikah dengan anak terakhir, diyakini akan sering ego sendiri dan kekanak-kanakan. Bahkan dimungkinkan saling mengadu ke orang tuanya jika ada masalah.

Demikian 7 mitos larangan pernikahan adat Jawa, percaya atau tidak percaya dikembalikan kepada pribadi masing-masing individu.


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network