Pria yang mewakili Kelompok Tani Budi Doyo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan ini menambahkan, harga Rp25.000 per kg sangat menguntungkan. Karena peternak bisa kembali beternak dengan lancar.
“Alhamdulilah sangat membantu, kalau bisa kirimnya ke sini terus, walaupun jaraknya jauh, harganya bisa untuk putaran operasional di kandang. Ini saya kirim 1 ton telur,” ujarnya.
Tak jauh beda disampaikan petani asal Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jumali. Dengan adanya pembelian dari Pemprov Jateng dengan harga di atas pasaran membuat petani senang.
"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pak Ganjar karena sudah membantu peternak di wilayah Sukorejo dan sudah membeli dengan harga di atas rata-rata. Dari kami selaku peternak memohon harga terus seperti ini," katanya.
Kepala Dishanpan Jateng Dyah Lukisari mengatakan, kegiatan membantu petani muncul sebagai bentuk kepedulian. Sebab, dengan harga komoditas di produsen yang rendah mengakibatkan petani merugi. Maka gerakan ASN membantu petani pun muncul.
Dengan harga yang rendah itu, petani protes karena rugi dan tidak balik modal. Mereka bahkan sempat emoh untuk memanen. Hal itu mengancam hilangnya pangan di hulu.
"Eman-eman siap dikonsumsi kok enggak dikonsumsi. Maka, kita pun bikin gerakan ASN berbagi. Satu sisi, barang itu diambil ASN tidak harus dikonsumsi tapi disumbangkan ke panti-panti. Seperti yang dilakukan bapak Wagub Jateng (Taj Yasin Maimoen)," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
aparatur sipil negara pemprov jateng pertanian jawa tengah kabupaten pekalongan peternak petani kota semarang taj yasin maimoen
Artikel Terkait