Menanggapi laporan Gus Tutut, Ketua Bawaslu Kabupaten Rembang, Totok Suparyanto menyampaikan pihaknya Selasa (6/10/2020) mengundang perwakilan Polres dan Kejaksaan Negeri Rembang, bagian dari Tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu), untuk membahas masalah tersebut. Bawaslu mempunyai waktu selama 7 hari, untuk menelusuri informasi, sekaligus mengklarifikasi para pihak yang ada di dalam video itu.
“Video kami anggap menjadi informasi awal. Jadi langkah pertama kita adalah klarifikasi, “ ucap Totok.
Setelah klarifikasi, baru diputuskan apakah mengandung unsur pelanggaran atau tidak. Jika termasuk pelanggaran, maka akan dibahas lagi bersama Tim Gakkumdu, pasal apa yang disangkakan. Barulah kemudian dilimpahkan ke penyidik kepolisian.
“Kalau benar politik uang, ranahnya pidana. Di tingkat kepolisian, mempunyai waktu 14 hari, “ ucapnya.
Dalam rekaman video berdurasi 54 detik yang beredar luas di media sosial dan WA group, tampak sejumlah orang berada di kompleks makam. Seorang pria berbaju biru, mengenakan peci dan kaca mata membawa segepok uang, kemudian membagikan. Spontan ada yang berkata “duwike (uangnya) Harno-Bayu lur”. “Alhamdulilah cair duwike Harno”.
Mantan Kepala Desa Japerejo Kecamatan Pamotan, Hasyim yang kebetulan ada dalam video itu mengatakan, lokasi pengambilan video berada di makam seorang ulama di Desa Pohlandak Kecamatan Pancur. Dia bersama para alumni pondok pesantren Kediri, Jawa Timur menggelar doa bersama rutin di makam tersebut.
Mereka melakukan patungan atau iuran dana untuk membantu pembebasan lahan pondok pesantren di Kediri. Namun uang yang terkumpul justru menjadi bahan candaan atau guyonan, diplesetkan uang dari Harno sudah cair.
Hasyim yang juga pendukung pasangan Harno-Bayu menegaskan materi video itu bercanda. Sama sekali uang tidak terkait dengan pemberian salah satu pasangan calon. Ia turut menyampaikan permohonan maaf kelakuan sejumlah rekannya, yang akhirnya memicu kesalahpahaman.
“Waktu itu terkumpul uang kalau nggak salah Rp34 atau Rp35 juta. Itu uang urunan kami para alumni sebuah pondok pesantren di Kediri, untuk membantu pembebasan lahan pondok di Kediri. Saya tegaskan bukan uang dari calon Bupati dan Wakil Bupati, sebagaimana dilontarkan pada video. Itu hanya guyonan saja,"kata Hasyim.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait