Arief Mujianto mengatakan, di awal masa pandemi Covid-19, usaha kue cucur sempat mengalami penurunan omset dan produksi hingga 40 persen. Namun hal itu tidak membuatnya surut untuk terus bertahan.
“Saat pesanan kue cucur meningkat, terlebih memasuki bulan puasa sudah banyak pesanan dari berbagai daerah. Seperti Boyolali, Salatiga serta Sragen. Hal ini karena kue cucur yang berasa manis sangat cocok untuk hidangan buka puasa,” kata Arief, Selasa (13/4/2021)
Dia mengatakan, setiap hari bisa memproduksi kurang lebih 1000 hingga seribu 1500 biji. “Untuk harganya Rp1000 per biji. Dalam sebulan mampu mendapat omzet 20 juta per bulan,” katanya.
Sementara, pihak pemerintah Desa Sidomulyo Kecamatan Ampel telah berupaya memberdayakan masyarakat untuk menggiatkan ekonomi dan menggali potensi lokal yang ada.
“Saat pandemi Covid-19 sekarang ini, kami juga telah menyiapkan pasar untuk menjajakan produksi warga Sidomulyo,” kata Muh Sawali, Kepala Desa Sidomulyo.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait