Peneliti ekosistem tanaman, Budi Santoso mensurvey serangan ulat di hutan mangrove Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak. (iNews/Sukmawijaya)

Karena unsur pada daun brayo yang disukai para ulat. Ulat brayo tidak mau makan daun mengrove jenis lain. Kondisi ini dapat terlihat di hutan mangrove hanya tanaman brayo yang terlihat kering,  namun mangrove lain tetap hijau. 

Tahun ini terjadi lonjakan ekstrem pada populasi ulat brayo karena ekosistemnya tidak seimbang dimana predatornya berkurang. Seperti banyaknya pemburuan burung pemakan serangga di daerah lain.berdampak pada berkurangnya burung yang bermigrasi di pesisir Pantura.

Tingginya populasi ulat brayo mempersingkat penyerangan di hutan manrove pesisir pantai utara kawasan Demak.

“Sebenarnya keberadaaan ulat sangat bermanfaat untuk perekonomian masyarakat karena kepompong ulat brayo bisa menjadi bahan baku untuk membuat kain sutra yang lebih bagus dari ulat sutra biasanya,” kata Budi.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network