Sebanyak 130 santri lansia mengikuti kegiatan di Pesantren Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah. Selama bulan Ramadhan, para santri mengikuti pengajian, tausiah hingga semaan Alquran.
Selama mengikuti kegiatan di pesantren lansia, para santri diajarkan memahami rukun iman dan rukun Islam agar sisa usia mereka bisa bermanfaat.
Kebanyakan para santri berusia rata-rata 60-70 tahun yang mengikuti pesantren lansia belajar dari nol atau belum bisa membaca Alquran.
Muntafingah mengatakan, pesantren Ramadhan untuk lansia diselenggarakan dalam tiga bentuk yakni untuk membekali lansia dalam aspek jasmani, rohani maupun keterampilan/interaksi sosial.
“Program yang kita buat di pesantren Roodhiyatam Mardhiyyah ini ada tiga program utama, yakni program pesantren super camp atau pesantren kilat menginap, pesantren kilat tidak menginap. Kemudian program reguler yang setiap hari menginap di sini,” ujar Muntafingah.
“Bahkan sebelum Ramadhan, untuk yang menginap super camp Ramadhan untuk lansia Jumat Sabtu Ahad (Minggu), sedangkan untuk pesantren kilat umum Jumat Sabtu Ahad tanpa menginap,” ujarnya.
Dia mengatakan, para santri lansia dibekali dalam aspek pertama akidah, penanaman keimanan, dasar-dasar rukun iman, rukun islam, dasar-dasar ibadah seperti wudhu yang benar, sholat dan ibadah lainnya yang disesuaikan usia lansia atau istilahnya fiqih lansia.
“Harapan kami menjadi bekal lansia bukan hanya bulan Ramadhan tetapi pasca Ramadhan agar mereka bisa memaksimalkan usia mulianya agar lebih bermanfaat. Bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk husnul khotimah kembali kepada Allah seperti nama pesantren Roodhiyatam Mardhiyyah. Kembali dengan ridho dan agar diridhoinya kemudian mudah-mudahan termasuk orang yang selamat masuk ke surga,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
lanjut usia Roodhiyatam Mardhiyyah perempuan lansia pesantren lansia kota semarang ramadhan santri buta huruf Membaca Alquran Rukun Iman
Artikel Terkait