Amir Hasan ditemani dua orang santri Sunan Kudus kemudian pergi ke tempat yang jauh dari pegunungan Muria untuk menyebarkan agama Islam kepada penduduk yang belum mengenal Islam. Sunan Kudus membekali Amir Hasan dengan makanan kesukaan Amir Hasan, yakni pepes ikan lele, satu ikat padi, mustaka masjid yang terbuat dari tanah liat, dan tongkat kesayangannya.
Diiringi isak tangis sang ibu, Dewi Rukhil, Amir Hasan dan kedua santri yang menemaninya berangkat menaiki rakit kecil menyusuri Sungai Gelis hingga akhirnya sampai ke laut Jawa. Sang Ibu terus mengikuti arah perginya rakit kecil yang membawa anaknya hingga naik ke atas perbukitan. Perasaannya sebagai ibu tercabik melihat anaknya harus pergi jauh meninggalkan dirinya.
Di atas bukit, dia dapat melihat rakit anaknya menuju ke pulau yang terlihat kramun-kramun (samar-samar) dari Pulau Jawa. Dewi Rukhil kembali ke padepokan dan melaporkan hal itu kepada Sunan Kudus. Dengan menghela napas panjang, Sunan Kudus menunduk seraya berdoa diamini seluruh santri dan istrinya agar anaknya itu selamat sampai ke tempat yang ditakdirkan Allah padanya.
Mendengar cerita istrinya yang menyatakan Amir Hasan menuju ke pulau yang terlihat kramun-kramun (samar-samar) dari Pulau Jawa itu, kemudian Sunan Kudus memberi nama pulau yang disinyalir menjadi tujuan anaknya tersebut dengan nama Pulau Karimunjawa yang juga bermakna yang mulia di Laut Jawa.
Demikian cerita rakyat Jawa Tengah asal mula nama Karimunjawa yang dapat menambah wawasan Anda. Tentunya jika Anda ingin berkunjung atau sedang berkunjung kemari, tidak lengkap jika belum mengetahui cerita rakyat dibalik pulau Karimunjawa.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait