“Untuk sementara kita tidak menerima kunjungan. Hanya pada masa awal pandemi kita menerima kunjungan dari ibu-ibu PKK dari Kabupaten Semarang. Awalnya itu direncanakan jumlahnya 50 orang tapi kita batasi hanya 25 orang yang diizinkan,” kata dia.
Pengunjung diajak melihat dari dekat tanaman rempah yang biasa diracik sebagai jamu. Cara pengolahan hingga siap diminum juga akan ditunjukkan sehingga bisa memberikan edukasi kepada pengunjung.
“Ya bisa melihat semua tahapan dari nol sampai sispa konsumsi. Ini kan jamu segar jadi memang dari bahan-bahan yang basar, bukan dikeringkan seperti dari prabrik-pabrik itu. Rasanya lebih seger kalau pakai bahan yang masih basah,” ujarnya.
“Kita kan rutin ada pembinaan dari BPOM dan dinas terkait yang memberikan edukasi kepada kita. Mana saja tanaman yang bisa digunakan sebagai jamu. Sehingga jamu yang kita produksi memang benar sesuai aturan kesehatan,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait