Sebagai warga kurang mampu, dia mengaku menggunakan BPJS Kesehatan yang dibiayai pemerintah dalam setiap kali pengobatannya. Bahkan untuk proses operasi amputasi juga menggunakan kartu pemberian pemerintah tersebut.
Meski demikian, paska operasi dia harus rutin kontrol ke rumah sakit di Solo untuk memeriksakan penyakitnya ini. "Kontrolnya harus ke sana (Solo), karena dokternya yang ada hanya di sana," ungkapnya.
Mau tidak mau, kontrol ke Kota Solo harus dijalaninya dengan didampingi sang suami menggunakan bekal uang pas-pasan. Bekal itu digunakan untuk perjalanan ke Solo dengan bus. Kontrol ini dilakukan dirinya dua minggu sekali.
"Kemarin itu sebelum Lebaran saya kontrol ke sana. Tapi setelah kontrol, saya dan suami tidak bisa pulang karena kehabisan uang," ujarnya.
Dia dan sang suami yang kebingungan kehabisan uang hingga tak bisa pulang akhirnya menelepon salah seorang anggota dewan yang ada di Rowosari. Anggota dewan yang ditelepon itu, dia sebut orang yang sering membantunya yakni H Munawir.
"Alhamdulillah saya akhirnya bisa pulang ke rumah. Pak Dewan membantu saya dengan menghubungi Baznas Kendal yang kemudian menjemput saya di Solo untuk pulang ke Kendal," katanya.
Meski hidup dalam kekurangan, Linda mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah desa. "Selama ini yang bantu ya adik saya dan tetangga-tetangga," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait