Dia mengaku terakhir bertemu SA saat pasutri tersebut menikahkan putrinya di tahun 2022 sebelum Lebaran. Acaranya digelar di lapangan dekat rumah.
Anak pertama SA dan SS mendapat mempelai laki-laki, informasinya lulusan kuliah di Mesir, hafal Alquran. SS sendiri disebutnya sehari-hari mengenakan cadar. Pasutri itu punya 5 anak, terkecil masih duduk di bangku sekolah dasar.
Di lingkungan, selain dikenal sebagai dosen dan konsultan, pasutri itu juga punya usaha roti kering. Mereka juga punya pondok pesantren tak jauh dari rumahnya.
Sepengetahuan Yulianto, pondoknya itu masih dalam pembangunan, sudah ada santrinya sekitar 15-20 orang. Pondoknya seperti rumahan biasa, masuk Desa Klegen, Kecamatan Limbangan.
“Saya terus terang kaget, kok terlibat seperti itu (terorisme). Kan punya usaha, ada yang hafal Quran (punya ilmu agama),” ucap Yulianto yang menyebutkan dirinya bekerja sebagai kontraktor.
Rumah SA sendiri berada di tepi jalan, seberang SDN. 2. Tamanrejo, Limbangan, Kabupaten Kendal. Rumah bercat warna krem, di depannya ada pohon-pohon besar. Ditumbuhi rambutan, kelapa hingga kelengkeng. Sekelilingnya adalah kebun. Saat melintas di sana Jumat malam, pintunya tertutup. Rumah itu tak berpagar.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait