Menurutnya, drainase atau pola aliran air juga mesti ditata. Jika itu tidak ada, maka upaya yang sudah dilakukan akan percuma. Sebab, air akan masuk lagi ke tanah dan akan membebaninya lagi, sehingga akan membentuk tanah menjadi lumpur yang mengembang lagi.
“Makanya harus secara menyeluruh, baik drainase untuk saluran air hujan maupun rumah tangga jangan sampai dialirkan ke lereng tersebut. Buatkan saluran biar dialirkan ke samping dan masuk ke saluran drainase utama,” ujarnya.
Dikatakan, hasil kajian yang rawan longsor sesuai geologi, litologi serta tanah yang dilakukan, akan disampaikan kepada Wali Kota Semarang. Termasuk, rekomendasi untuk penanganan bencana tanah longsor itu.
Seorang korban bencana tanah longsor Perumahan Bukit Manyaran Permai, I Ketut Nuaba, mengatakan, sosialisasi hasil kajian dan rekomendasi Pemprov Jateng amat bermanfaat.
“Sosialisasi ini memberikan pengetahuan kepada kita, bahwa ada proses yang harus dikerjakan. Dan tindak lanjutnya ini yang kita tunggu dari pemerintah,” kata warga RT 01 RW 05 ini.
Dia berharap, tidak ada lagi longsor susulan di daerahnya. Oleh karena itu, hasil sosialisasi akan disampaikan ke warga sekitar. Warga sudah mengambil langkah berupa kerja bakti semaksimal mungkin namun hujan berintensitas tinggi membuat tanah warga longsor.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait