Disampaikan Suryanto, kenaikan permintaan memicu kelangkaan bahan baku kayu yang digunakan untuk membuat. Pasokan mulai tersendat dan harganya juga ikut naik. Selain itu, kain mori pembungkus peti mati mulai langka. Stok toko penyedia kain mori kosong karena tingginya permintaan.
Menyiasati kondisi ini, banyak perajin akhirnya membuat peti dengan model sederhana dan polos tanpa motif wiru (semok). Selain memangkas waktu pengerjaan, juga bisa menghemat kain pembungkus peti.
"Permintaan akhirnya yang sederhana agar pengerjaannya cepat," katanya.
Dia mengaku kesulitan menambah produksi karena terkendala tenaga kerja. Pembuat peti saat ini berstatus dipekerjakan oleh pelaku usaha sejenis. Sebab, ramainya permintaan peti mati terjadi di semua tempat. Kenaikan permintaan, turut mengakibatkan kenaikan harga peti mati dari sekitar Rp550.000 menjadi Rp650.000.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait