Namun, setelah satu jam melakukan pencarian, pencuri itu tidak ditemukan. “Saya kan di rumah, kemudian ada Babinsa sama Hansip datang ke Kayonan. Ada satu intel juga melapor kalau keraton ada maling masuk lagi,” katanya.
“Nyegati tembok-tembok mana yang kira-kira mereka bisa loncat. Mereka kalau enggak pakai tangga enggak bisa,” ujar Gusti Rumbai.
Dia mengungkapkan bahwa di rumahnya yang Keputren sampai sekarang masih ditunggui pembantu (mbah Atun). “Menurutnya malingnya masuk ke tempat tinggalnya adik saya Gusti Devi. Dipergoki maling malah ditodong pisau, malingnya lari pembantu saya juga lari,” ujarnya.
Pembantunya lari ke rumah Sinuwun lapor kalau ada maling. Dirinya kemudian lewat sasana putra, saya juga bersama polisi. Dia bersama Gusti Moeng masuk ke keputren mencari bersama-sama sudah tidak ada.
“Yang di dalam yang jaga di sini pekerjaannya ngapain, katanya ada Brimob ikut berjaga. Kalau mereka menjaga di depan kan dikunci, kok bisa lewat,” kata Gusti Rumbai dengan nada heran.
Dia mengungkapkan, dua minggu yang lalu katanya empat pencuri, dua masuk dua lainnya menunggu di luar. “Katanya saya dengar begitu,” kata Gusti Rumbai.
“Kalau di rumah adik saya enggak ada apa, Cuma peralatan rumah tangga dan TV, tidak ada pusaka. Kejadian pertama yang disatroni rumah ibunya Gusti Ratu Alit, katanya tempat anggun-anggunnya keprabon, pakaian raja dan segala perhiasan ada di sana,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
aksi pencurian keraton solo keraton kasunanan abdi dalem putri paku buwono Gusti Rumbai brimob hansip maling pencuri
Artikel Terkait