Kyai Sirojudin juga mendirikan langgar atau masjid yang kemudian diberi nama Damarjati. Langgar didirikan untuk melakukan syiar agama Islam. Masjid juga difungsikan sebagai tempat untuk berdiskusi dan menyusun strategi melawan Belanda.
"Kiai Sirojudin juga bertugas mengawasi sepak terjang Belanda di Salatiga dan sekitarnya. Karena sejak dahulu, Salatiga, Ambarawa, Ungaran, dan Semarang merupakan basis militer Belanda di Jawa Tengah," katanya.
Mulai saat itu, syiar Islam di Salatiga tersebar luas dan terus berkembang. Langgar yang dulunya berukuruan 6x6 meter persegi juga berkembang menjadi masjid.
"Kiai Sirojudin tinggal di Krajan hingga beliau wafat. Jenazahnya dimakamkan di seberang masjid. Untuk mengenang jasa-jasanya, warga menamai masjid tersebut dengan nama Masjid Damarjati," ucapnya.
Sejak dulu hingga sekarang, makam Kiai Damarjati sering dikunjungi orang dari berbagai daerah. Selain berziarah, ada beberapa di antaranya melakukan tirakat.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait