Tradisi Dugderan digelar setiap menjelang datangnya bulan suci Ramadan di Kota Semarang. (foto Ahmad Antoni)

SEMARANG, iNews.id - Makna dugderan yang perlu diketahui. Tradisi Dugderan merupakan acara tahunan yang digelar meriah oleh masyarakat Kota Semarang.

Makna dugderan berasal dari “dug” yang merupakan suara bedug yang dibunyikan saat salat Maghrib. Sedangkan "der-an" dari suara mercon yang dibunyikan dalam kegiatan ini. Tradisi ini dimeriahkan dengan tabuhan bedug dan bunyi petasan yang juga menjadi asal kata penamaan dugderan. 

Makna dugderan selain sebagai sarana hiburan, juga sebagai sarana dakwah Islam. Tradisi dugderan digelar saat menjelang bulan Ramadhan yang sudah menjadi pesta rakyat. Semua lapisan masyarakat dari anak-anak hingga orang dewasa ikut memeriahkan. 

Tradisi dugderan pertama kali digelar sekitar tahun 1862–1881 oleh Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat. Kala itu, umat Islam di Semarang sering memiliki perbedaan pendapat mengenai awal masuknya bulang Ramadhan. Guna menengahi perbedaan pendapat, diadakan perayaan yang bertujuan menyamakan awal bulan Ramadhan. 

Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat menggelar upacara dengan membunyikan suara bedug sebagai awal bulan puasa sebanyak 17 kali dan diikuti suara dentuman meriam sebanyak 7 kali. 

Tradisi dugderan digelar 1-2 minggu sebelum Ramadhan, terdiri atas tiga rangkaian acara. Meliputi pasar malam, prosesi pengumuman awal bulan Ramadhan, dan kirab budaya warak ngendok. Pasar malam untuk menyemarakkan budaya yang sudah berlangsung ratusan tahun. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network