Hingga saat tersiar, para pemimpin radio yang masih dijabat oleh orang Jepang langsung bertindak mendatangi masjid. Sebelum selesai kutbah, siaran langsung tersebut langsung diputus oleh Kepala Radio Semarang.
Kabar berita proklamasi kemerdekaan juga diterima oleh wartawati Harian Sinar Baru bernama Gadis Rasjid. Kabar ini diterima dari pegawai wanita Kantor Berita Domei Semarang bernama Soetinah sekitar 11.30 WIB.
“Zuz Gadis..zus Gadis..ini ada berita penting. Ambil kertas lekas-lekas, harap catat. Mari saja bacakan ,” kata Soetinah melalui percakapan telepon kepada Gadis Rasjid.
Gadis Rasjid yang menerima kabar Indonesia Merdeka langsung gugup dan kakinya gemetar. Kemudian dia menghadap kepada Hetami selaku Managing Editor Harian Sinar Baru yang saat itu masih berada di kantor.
Di hadapan hetami, Gadis Rasjid tak sanggup berkata-kata dan hanya menyodorkan catatan yang disampaikan Soetinah. Hetami pun mengambil dan membacanya. “Ini disiarkan cepat…,” ujar Hetami.
Hetami pun segera menyusun Bulletin Khusus untuk Kabar Kemerdekaan Indonesia. Saat itu pula Hetami menyiapkan mesin cetak Heidelberg yang kecil untuk segera mencetak dan menyebarkannya dalam bentuk bulletin.
Upaya Hetami mencetak bulletin nyaris gagal karena ada karyawan bagian tata usaha yang melapor ke Jepang dan berakibat Kantor Redaksi Harian Sinar Baru di Jalan Purwodinatan No 22-26 Semarang didatangi tentara Jepang dan digeledah. Zetsel yang telah disusun pun diobrak-abrik oleh perwira tentara Jepang yang datang.
Editor : Ahmad Antoni
kota semarang kemerdekaan ri jurnalis soekarno-hatta proklamasi kemerdekaan indonesia proklamasi kemerdekaan teks proklamasi bung karno lagu indonesia raya
Artikel Terkait