Gedung Djawa Hookokai merupakan Gedung Pertemuan Masyarakat Pribumi (Indonesia) yang kini menjadi Kampus Fakultas Hukum Untag 17 Agustus 1945 di Jalan Pemuda No 70 Semarang. (Ist)

Demi keamanan Hetami pun membubarkan karyawannya yang tengah siap melakukan pekerjaan mencetak bulletin. Jepang pun meninggalkan  kantor Sinar Baru.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Hetami menelepon rumah Gadis Rasjid dan memintanya kembali ke kantor untuk melakukan tugas mencetak bulletin.

Usai mencetak, ternyata Hetami mengumpulkan para muridnya dari SMT (Sekolah Menengah Teknik ) Semarang (sekarang STM III-IV) untuk mengedarkan bulletin.

Gerakan Hetami menyiarkan kabar Kemerdekaan Indonesia ini justru melalui Bulletin, bukan Harian Sinar Baru yang kala itu dipimpin oleh Parada Harahap.

Parada Harahap sendiri belum bisa mempercayai kabar Proklamasi Kemerdekaan. Bahkan dia menganggap proklamasi sepihak dilakukan oleh oknum-oknum Indonesia saja. Sementara yang dia fahami Kemerdekaan telah dijanjikan oleh Tenno Heika yang masih digodog Dokuritsu Zyumbi Inkai.

Parada Harahap masih dalam keraguan, bahkan saat Sinar Baru sudah membuat zet cetak, dibatalkan hanya karena khawatir proklamasi dianggap memberontak terhadap saudara tua (Jepang).

Sinar Baru akhirnya dalam tekanan Jepang dan hanya menyiarkan berita-berita dari Gunseikanbu semacam kantor Infokom Jepang. Namun demikian para karyawan berjuang gigih untuk terbitan yang menguntungkan Jepang justru korannya tidak disampaikan kepada pembaca atau pelanggan. Melainkan dikumpulkan dan dibakar.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network