Para siswa SDN 03 Wirun Mojolaban Sukoharjo saat berlatih seni karawitan di sekolahnya. (Antoni/iNews.id)

Selama ini,  kata dia, gamelan masih melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama di Jawa seperti Surakarta (Solo dan Yogyakarta. Masih banyak acara-acara besar seperti pernikahan yang menggunakan alat musik gamelan, meskipun sudah bercampur dengan alat musik modern lain.

Bambang juga mengatakan, dengan diakuinya gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Unesco, menjadi permulaan untuk melihat gamelan lebih luas dan lebih dalam.

Menurutnya, ini menjadi tantangan tersendiri karena gamelan tidak hanya sebagai seni budaya tapi juga melestarikan bentuk fisik dari perangkat gamelan itu sendiri yang sekarang sudah tidak murah membuatnya.

"Kita berhadapan dengan kelangkaan kayu, tidak semua kayu bisa digunakan untuk memukul, tidak semua kayu bisa dijadikan instrumen gamelan. Ada tembaga dan nikelnya tergantung harga internasional. Ada tanggung jawab besar yang dipikul pecinta gamelan aktivis seniman gamelan termasuk pemerintah," ujarnya.

Gamelan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau the Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh Unesco. Gamelan resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia dari Indonesia yang ke-12.

Kerajinan Gamelan merupakan salah satu potensi terbesar yang dimiliki Desa Wirun. Kerajinan gamelan ini merupakan suatu potensi yang sangat langka dan sulit untuk menguasainya, karena jenis Gamelan sendiri yang bermacam-macam dan mempunyai ciri khas nada dan suara masing-masing, tidak semua orang bisa membuatnya.

Kerajinan Gamelan di Desa Wirun ini sudah berdiri sejak tahun 1956, dirintis pertama kali oleh Reso Wiguno. Dorongan kebutuhan ekonomi menjadi latar belakang home industri tersebut. Pasalnya, Mojolaban bukanlah sebuah wilayah dengan hasil pertanian yang berlimpah.

Pembuatan gamelan di Desa Wirun ini sudah cukup modern. Untuk memasak bahan lempengan dan memanaskan lempengan, para perajin menggunakan pemanas berbahan bakar. Sedangkan untuk proses pembentukan lempengan hingga menjadi gamelan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, masih menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan palu. Dalam satu hari, setiap kelompok perajin dapat menghasilkan satu buah gamelan besar (gong)/ dua gamelan kecil.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah menggelontorkan bantuan kepada desa-desa untuk mengembangkan gamelan. Dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, hingga saat ini sudah ada 110 desa yang menerima bantuan seperangkat alat gamelan.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network