SOLO, iNews.id - Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dr Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK(K), Ph.D, FISQua menyatakan vaksin tetap bermanfaat mencegah penularan Covid-19. Meskipun yang sudah divaksin berpeluang tertular, namun vaksinasi bisa mengurangi tingkat keparahan dan kematian.
"Pada uji klinik dulu, target yang sudah terbukti memang baru pada tahap mencegah gejala. Belum teruji apakah mampu mencegah infeksi. Setelah dipakai satu tahun lebih, ada data yang bisa dianalisis," kata Tonang Dwi Ardyanto melalui siaran pers Humas UNS, Senin (7/2/2022).
Kendati muncul varian Omicron, pemerintah tetap menggencarkan vaksinasi dengan menggunakan vaksin Covid-19 yang sudah ada. Perlu diketahui, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster sejak tanggal 12 Januari 2022 yang lalu. Vaksin booster diberikan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin dosis kedua dengan jangka waktu lebih dari enam bulan.
Jika dilihat dari data dari tanggal 1-4 Februari 2022, secara kumulatif terdapat 183.974 kasus Covid-19 baru. Ia lalu menyimulasikan bila jumlah sebenarnya dianggap sebesar sepuluh kali lipat, maka total kasus kumulatif sebanyak 1.839.740.
jika ditengok dari persentase masyarakat yang sudah divaksinasi lengkap hingga saat ini, sudah mencapai 48 persen atau setara 130.462.639 orang. Sedangkan total yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 68 persen atau setara 186.205.028 orang.
Jika ditemukan kasus penularan Covid-19 di antara kelompok yang sudah divaksin, maka bisa disebut Breakthrough Infection atau mudahnya disebut B-Infection rate. "Simulasi pertama seandainya dianggap semua kasus baru itu terjadi pada yang sudah tervaksin minimal satu dosis, maka B-infection rate sebesar 0,99 persen," kata dr Tonang.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait