Jika dilihat dari simulasi pertama, dr Tonang mengatakan bahwa angka B-Infection rate wajar dan layak dinyatakan bahwa vaksinasi sangat mampu mencegah infeksi Covid-19. Bila dianggap kasus sebenarnya 30 kali lipat dari laporan, maka B-infection rate 2,96%.
Memang ada kekhawatiran bahwa angka laporan nasional belum cukup representative, karena kapasitas tes belum merata. Maka bila dicoba simulasi serupa untuk Jakarta yang kapasitas tes sudah relatif merata, maka simulasi 1 menghasilkan B-Infection rate sebesar 10,01%.
"Kalau angka 90 persen bahkan lebih itu dianggap tidak ada manfaatnya, tentu tidak tepat. Jelas, tentu banyak faktor saling melengkapi, terutama menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi. Tapi kita tentu ada saatnya akan jenuh menerapkan terus prokes. Ada kalanya kita longgar. Maka vaksin yang berperan dalam jangka panjang," ucapnya.
Tonang mengaku bersyukur bila sebagian besar yang sudah divaksinasi, ternyata tercegah infeksinya. Untuk sebagian kecil yang tetap terinfeksi, dr Tonang memeringatkan untuk terus berhati-hati walau sudah divaksinasi.
"Syaratnya masih sama prokes ketat, vaksin dipercepat, sampai kita yakin sudah bisa mengendalikan pandemi," katanya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait