Suasana haru terlihat setelah dua putri keturunan Pakubuwono XII dan Pakubuwono XIII dan tiga abdi dalem keluar dari dalam Keraton Solo, Sabtu (13/2/2021). (Foto: Okezone/Bramantyo)

Alasan lain saat dirinya mengetahui yang datang ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gusti Moeng pun berkewajiban untuk menemui untuk menanyakan surat dari BPK Jawa Tengah terkait tagihan LOJ tahun 2018 yang hingga tahun 2020 belum ada.

"Selain itu saya melihat yang lain (para abdi dalem) membawa kekancingan (pemberian gelar bangsawan). Ini berarti BPK juga akan diberi Kekancingan. Saya hanya akan mengingatkan pemberian gelar itu sepertinya tidak boleh dilakukan. Kalau iya pun (pemberian gelar) harus ada izin dari Presiden. Apa pun itu, Keraton dianggap masih ada konflik," kata Gusti Moeng.

Begitu dirinya masuk, Gusti Moeng melihat seluruh pintu akses menuju ke Keputren ditutup semua. Kemudian dirinya mencoba masuk melalui kantor yang dulunya pernah dipakai Pakubuwono XII dan ternyata pintu itu tidak ditutup.

"Jangan ngomong (bicara) kalau kita mengurung diri. Kita benar-benar dikunci. Habis itu saya telepon-teleponan dengan kanjeng Wiro (suaminya). Gusti Sekar, Kanjeng Wiro, dan mas Boby untuk membuka akses disini itu untuk keluar sampai tiga jam lebih. Apalagi yang di Keputren," katanya.

Dari apa yang dilihat selama dirinya dikunci di dalam Keraton, Gusti Moeng meminta dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyelamatkan Keraton yang semakin memprihatinkan.

"Ini tapak sejarah yang tidak hanya Jawa, nasional dan dunia. Kalau Sinuhun, meskipun saya tidak pernah menyentuh Sinuhun, karena apa pun kami-kami inilah yang menjadikan beliau raja, kita lindungi sinuhun. Mudah-midahan selesai dan kita mempersiapkan langkah untuk menyelamatkan Keraton," katanya.


Editor : Maria Christina

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network