Ogoh-ogoh dengan tinggi lebih dari empat meter tersebut di arak keliling kampung sejauh dua kilometer dengan cara ditandu oleh sejumlah remaja pria.
Dalam arak-arakan tersebut terlihat seru, karena saat di tengah jalan ogoh-ogoh diajak menari dan berputar putar.
Sesampainya di depan Pura kemudian ogoh-ogoh dimusnahkan dengan cara dibakar. “Karena ogoh-ogoh merupakan simbol dari energi buruk di alam semesta yang diwujudkan dengan bentuk seram atau dalam agama Hindu disebut butakala,” kata Ketua PHDI, Heru Kuncoro.
Sebelumnya, umat Hindu juga melakukan sembahyang bersama di dalam pura. Acara Mecaru tersebut merupakan serangkaian acara dalam peringatan hari raya Nyepi.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait