dr Mueen Al Shurafa SpAn, dokter asal Palestina saat menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi di UNS Solo. (Foto: Ist)

Dia mengatakan, dr Mueen Al Shurafa pada semester 2 mau sempat mundur karena persoalan bahasa. Namun setelah dirayu karena nanti tenaganya akan dibutuhkan di negara asalnya, akhirnya bersedia melanjutkan.

Kendala bahasa membuat dr Mueen baru lulus setelah melewati semester 9. Namun demikian, hal itu memuatnya menjadi lebih fasih berbahasa Indonesia.

Sebelum menempuh PPDS anestesi di UNS, dr Mueen Al Shurafa telah lulus S2 di FKKM di Universitas Gajah Mada (UGM).

Selain dr Mueen, ada 8 orang lainnya yang dikirim dari Palestina ke Indonesia. Mereka ada yang masuk ke spesialis penyakit dalam, saraf, bedah dan lainnya. Hanya saja, mereka menempuh Pendidikan yang tersebar di Indonesia.

“kalau saraf itu setahu saya di RSCM, dan yang lainnya saya tidak tahu,” ujarnya. Purwoko mengaku cukup mengenal dr Mueen karena ia berasal dari luar negeri sendiri. Sedangkan mahasiswa lainnya berasal dari Indonesia.

Saat datang ke Indonesia, dr Mueen bersama keluarganya. Selama berada di Solo, ia menempati rumah yang difasilitasi oleh Bulan Sabit merah.

Pada tahun terakhir karena tinggal tersisa beberapa bulan dan rumah yang dikontrak tidak bisa diperpanjang, dr Mueen dipersilakan menempati rumah dr Purwoko yang kosong.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network