Iptu Supriyono mengatakan, dari 72 anggota kelompok tani yang sudah mengambil pupuk sebanyak 24 orang, sisanya belum mengambil dan anggota kelompok tani menghendaki Kartu Tani dibawa masing-masing pemilik kartu.
Sementara itu, pihak UD Dua Pilar Utama, pemilik kios di desa Tempellemahbang, yang namanya tidak mau disebut mengaku, pihaknya tidak bisa memberikan pupuk subsidi secara merata kepada para pemilik kartu tani, sehinga para petani meminta kartu taninya.
"Mereka kesini tadi, karena saya gak bisa membagi pupuk secara merata dan kontinyu seperti dulu, sesuai yang diharapkan petani," ujarnya.
Padahal, lanjut pemilik kios, dirinya juga tidak tahu kenapa sejak Oktober 2020 lalu jatah pupuk non subsidi dari agen yang biasanya lancar, jadi tersendat. Sehingga ia tidak dapat memenuhi kuota petani yang sebelumnya sudah menumpuk kartu taninya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait