Namun saat posisi salah satu lawan terdesak, mereka mundur dan melarikan diri terbirit-birit. Kubu musuh pun tidak mengejar. Pada akhir perang sarung ini masing-masing kubu kembali bertemu dan saling bersalaman untuk saling bermaaf-maafan.
Sebelum perang sarung, mereka melakukan semacam pemanasan dengan cara melempar jenis mercon cengisan ke kubu lawan sebesar tusuk gigi.
“Ya (perang sarung ini) sudah tradisi. Selesai ya langsung maaf-maafan. Perang sarung ini dilakukan antardesa,” ” kata Nabil, peserta perang sarung, Selasa (13/2/2021).
“Kami merasa senang dan bahagia karena kegiatan ini justru menambah semangat dalam berpuasa,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait