Dikatakannya, ketika muncul varian baru dari hasil mutasi Covid-19, secara logis tingkat efektivitas vaksin akan menurun. Sebabnya, vaksin Covid-19 yang tersedia, sudah diproduksi sebelum varian baru Covid-19 muncul.
Namun, ia meminta masyarakat tidak meremehkan manfaat dari vaksin Covid-19. Karena tingkat kesakitan dan kematian yang dapat disebabkan varian baru Covid-19, tidak akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang yang belum divaksin Covid-19.
“Contoh di Inggris walau ada varian Delta, tetap angka kematian lebih tinggi pada yang belum divaksin. Sekarang yang ramai Singapura, karena mereka baru terkena varian Delta dan ketahuan bedanya, ketahuan mana yang belum dan sudah divaksin,” ucapnya.
Mengenai imunitas tubuh manusia, dr Tonang menyatakan tubuh manusia memiliki dua sistem imun. Pertama sistem imun bawaan yang didapat sejak lahir, dan kedua sistem imun yang didapat dari rangsangan suatu antigen.
Dua sistem imun itu dinilai sama-sama penting. Sebab, dengan adanya dua sistem imun tersebut membuat tubuh menjadi semakin mudah mengenali virus yang masuk.
Oleh sebab itu, ia menilai tidak tepat jika ada orang yang menolak divaksin Covid-19 karena merasa sudah memiliki antiobodi.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait